Matanews.id – Jakarta, 23/12/2018- Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian meninjau langsung lokasi tsunami selat Sunda di Banten dan Lampung, didampingi Kadiv Humas Polri Brigjen Pol. M. Iqbal dan Kakor Brimob Irjen Pol. Rudy Sufahriadi berangkat dengan menggunakan helikopter polisi udara P-3101 dari Polda Metro Jaya, Minggu (23/12) sekitar pukul 12.35 WIB.
“Hari ini saya sengaja ingin melihat langsung ke lokasi. Melihat dampak kerusakan yang ada di situ dan apa saja yang perlu dikoordinasikan di sana, kita mengalami musibah bencana adanya gelombang pasang, tapi ada yang mungkin berpolemik juga bahwa ini tsunami. Berdasarkan penjelasan resmi dari BMKG, diduga karena adanya erupsi atau letusan di Gn. Krakatau. Kemudian terjadi longsoran di bagian bawah dan merubah struktur yang jadi pemicu gelombang pasang.” ucap Jendral Pol Tito Karnavian.

Lanjut Kapolri, anggotanya dari Polda Banten dan Polda Lampung telah bergerak ke lokasi untuk membantu evakuasi korban. Selain itu, Polri juga menerjunkan satu kompi Brimob untuk mempercepat proses evakuasi.

“Kemudian dari Polri sendiri, selain dari Polda Banten dan Polda Lampung yang sudah bergerak, melakukan evakuasi menolong masyarakat di situ secepatnya ke RS dll. Kemudian membantu korban luka-luka. Kami juga memberikan bantuan 1 kompi Brimob sudah di Banten. Kalau dibutuhkan bantuan SAR, kita juga akan lihat, kalau diperlukan akan kami kirim. Tetapi kata Kapolda Lampung cukup, kemudian dari teman2 TNI juga sudah bergerak. Dari DVI juga sudah gerak untuk identifikasi jenazah. Kalau ada yang berhasil diidentifikasi, langsung diserahkan ke keluarga korban.” jelas Jendral Pol Tito Karnavian.

Kapolri mengatakan, Ini melanda di daerah Banten, khususnya di daerah Serang dan Pandenglang kabupeten, lalu di daerah Lampung dan Lampung Selatan. Sementara ini kita lihat, gelombang yang naik ini ada yang bilang 3 meter dan 3 setengah meter. Nanti akan kita cek di sana.
“Yang jelas, hal itu sudah menimbulkan dampak korban manusia, sementara ini berdasarkan info yang saya terima meninggal dunia, di daerah Banten: 126 orang, Lampung Selatan: 36 orang, Total Lebih kurang 150-162 orang untuk sementara.” terang Jendral Pol Tito Karnavian.

Ada juga korban luka-luka, ratusan yang luka-luka. Lalu kerugian materil, rumah, kendaraan yang rusak. Memang paling banyak sementara ini ada di daerah banten dan Lampung Selatan.
“Selain itu 584 orang mengalami lika-luka dan 20 orang dinyatakan hilang. Sementara untuk kerusakan materil, BNPB melaporkan 430 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, dan 10 kapal rusak berat.” ujar Jendral Pol Tito Karnavian.

Semua pihak sudah bergerak dari TNI, Polri, Basarnas, kesehatan dari sdm, kemensos, kemudian dari BNPD dan BMKG. Semua sudah bergerak. Kita sudah melakukan koordinasi melalui mekanisme saluran antar lembaga. Saya mau melihat dampak langsung kerusakan disitu di TKP dan apa saja yang perlu dikoordinasikan di sana. Saya bersama semua instansi.

“Kemudian berikutnya lagi, kita juga memberi bantuan berupa pol air sudah kita kirim ke sana. Heli juga kita kirim utk mengirimkan bantuan agar bisa cepat bisa bekerja. Ini adalah musibah bagi kita semua, kita menyampaikan duka sedalam-dalamnya tentutnya.” papar Jendral Pol Tito Karnavian.
“Tetapi hal ini memang resiko bagi negara kita, yaitu ring of fire. Kita sudah tau bahwa di Indonesia banyak vulcano, sehingga erupsi bisa terjadi. Negara kita juga rawan gempa. Tetapi kita berpengalaman dari sekian banyak gempa bumi, tsunami, bencana. Yakin bahwa pemerintah dan masyarakat serta ormas bisa kompak. Semua unsur masyarakat kita harus bersatu.” tambah Jendral Pol Tito Karnavian.

Kapolri tegaskan, Adanya gempa justru membuat kita bersatu sehingga musibah ini ada yang satu sakit, harus semuanya ikut merasakan sakit.
“Untuk itu, kita semua membantu. Kita memiliki daya tahan yang kuat terhadap bencana alam seperti kasus di Lombok, sulteng kita cepat bisa segera recovery. Semoga musibah ini bisa ditangani dengan lancar dan dengan baik melalui kerja sama kita semua. Kita berdoa.” tutup Jendral Pol Tito Karnavian. (Red)