MATANEWS, Jakarta – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menegaskan bahwa jajaran TNI akan tetap memegang teguh netralitas dalam pemilu 2024. Pernyataan ini disampaikan sebagai respons terhadap insiden penganiayaan terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.
“Tidak ada sangkut-pautnya dengan yang lain (netralitas TNI). Ini murni karena anggota saya masih muda, jadi meresponnya begitu. Tapi dilihat dari perkembangannya sekarang, larinya ke mana-mana,” kata KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak.
KSAD menyayangkan adanya upaya dari pihak tertentu yang mencoba mengaitkan peristiwa penganiayaan terhadap relawan dengan netralitas TNI. Maruli menegaskan bahwa pimpinan TNI AD akan mengevaluasi kegiatan jajaran personel selama masa kampanye pemilu 2024 untuk menghindari tuduhan bahwa TNI tidak netral.
“Dari mulai saya dilantik sudah saya sampaikan bahwa saya akan tegas terkait masalah netralitas. Saya sudah buktikan, ada peristiwa, malamnya (oknum anggota) langsung ditahan, beberapa hari sudah jadi tersangka. Tinggal tunggu sidang nanti, karena dia juga punya hak untuk membela diri,” ungkap Maruli.
KSAD juga menekankan bahwa tindakan cepat TNI AD dalam merespons penganiayaan relawan di Boyolali adalah bukti konkret bahwa TNI AD memegang teguh netralitas. Ia berharap masyarakat dapat melihat peristiwa tersebut secara utuh dan tidak langsung menarik kesimpulan berdasarkan video pendek yang beredar.
“Jangan menganalisa kejadian berdasarkan video pendek dan langsung menarik kesimpulan. Rombongannya sudah muter delapan kali dan sudah berulang kali diingatkan (agar jangan menimbulkan kebisingan). Jadi ada aksi ada reaksi. Tapi bukan liar kesimpulannya. Jangan disangkutkan ke mana-mana. Dan sebaiknya semua pihak saling evaluasi, bukan kami saja,” tegasnya.
Maruli mengakhiri pernyataannya dengan menegaskan bahwa Pimpinan TNI AD akan terus mengevaluasi kegiatan selama masa kampanye, khususnya Pilpres, agar tidak lagi muncul tuduhan bahwa TNI/TNI AD tidak netral. “Jadi, jangan terus disudutkan ke kita (TNI AD), diarahkan lagi tentang netralitas. Menurut saya itu berlebihan. Jadi, janganlah,” tandas KSAD. (Wly)