Home / Tag Archives: Ban Mobil

Tag Archives: Ban Mobil

Sebab Ban Mobil Kempis Sendiri dan Cara Mencegahnya

Matanews.id, Jakarta – Pemberi “nyawa” pada ban adalah udara atau angin yang dimasukkan ke dalamnya sehingga menjaga bentuk dan mempertahankan kinerja ban saat dikendarai. Tekanan udara pada ban wajib dijaga sesuai dengan rekomendasi pabrikan mobil supaya tidak bermasalah. Seperti mobil terasa berat saat dikendalikan lantaran ban yang kempis. Masalahnya, ban mobil pasti kempis dengan sendirinya seiring waktu. Supaya AutoFamily dapat mengontrol tekanan udara ban dengan seksama  disaat PPKM seperti sekarang ini, dimana mobil cenderung jarang digunakan, berikut sebab ban mobil pasti kempis sendiri dan cara mudah mencegahnya.

1. Ban Mobil Memiliki Pori-Pori

Bahan dasar utama ban mobil adalah karet alami yang memiliki pori-pori sangat halus dan tidak kelihatan oleh mata. Udara di area bertekanan tinggi akan selalu mengalir ke area yang tekanannya lebih rendah sehingga membuat udara di dalam ban dapat keluar lewat pori-pori ban yang sangat kecil tersebut. Apalagi jika mobil berdiam di satu posisi dalam jangka waktu lama, seperti saat parkir di rumah di masa PPKM.

2. Suhu Lebih Dingin

Hukum fisika menyatakan bahwa di dalam ruang tertutup dan volume dijaga tetap, maka tekanan gas sebanding dengan suhu gas. Di dalam ban mobil, ketika suhu dingin maka akan menyebabkan tekanan udara ban ikut turun dan kempis. Suhu dingin juga bisa membuat material karet mengalami pengerutan dimana terbentuk ruang kosong antara ban dengan pelek yang menyebabkan udara di dalam ban keluar dengan sendirinya.

3. Pentil Ban Rusak

Pentil ban memiliki fungsi sebagai penghubung antara alat pengisi udara dengan ban. Masalahnya, jarum pentil bisa mengalami kerusakan yang membuat udara dapat melewatinya. Pentil juga menempel pada pelek mobil sehingga karet pentil yang bersinggungan dengan pelek bisa robek dan membuat ban bocor. Apalagi jika ternyata lubang pelek sebagai dudukan pentil juga bermasalah seperti membentuk sudut tajam atau rusak karena berkarat.

4. Ban Mobil Bocor Halus

Ada kemungkinan ban mobil bocor halus sehingga udara keluar meskipun sangat lambat. Seperti pada ban tubeless yang terlihat tidak bocor namun ternyata mengeluarkan angin karena ada benda asing menusuk telapak ban. Atau lepasnya tambalan pada ban dalam mobil pada ban non-tubeless sehingga membuat udara bisa menyelinap keluar.

5. Pelek Mobil Rusak

Agar ban tidak robek dari rim pelek pada saat bekerja, bagian samping ban dikelilingi kawat baja yang disebut bead dan tertahan pada pelek saat diisi udara. Pelek mobil yang rusak pada dudukan ban tersebut membuat ban tidak mampu menempel rapat dengan pelek sehingga udara keluar. Penyebab pelek rusak antara lain karena mobil sering menghantam lubang di jalan dengan kecepatan tinggi. Sebab lainnya adalah pelek berkarat dan menimbulkan lubang, terutama pada pelek besi atau non alloy.

Cara Mencegah Ban Kempis Sendiri

Melihat pentingnya tugas ban dan risiko kempis sendiri, pemilik mobil disarankan untuk mengecek tekanan angin ban setidaknya seminggu sekali. Tidak ada salahnya AutoFamily menyimpan alat pengukur tekanan udara ban sekaligus kompresor portabel untuk mengisinya dan memastikan tekanan udara ban sesuai rekomendasi pabrikan. Di waktu bersamaan, sempatkan pula untuk mengecek kondisi fisik ban, pentil, dan pelek dari potensi kebocoran atau masalah lainnya. (DER)

Sebab Telapak Ban Mobil Cepat Aus Serta Cara Mengatasinya

Matanews.id, Jakarta – Telapak ban mobil bisa mengalami keausan tidak merata padahal masih layak pakai dan belum memasuki masa ganti. Seperti telapak ban habis hanya pada satu sisi tertentu, sementara sisi lain dalam kondisi baik. Keausan yang tidak merata pada telapak ban bisa membuatnya kehilangan daya cengkeram dan berakibat fatal jika mengalami masalah seperti aquaplaning.

Sebenarnya merawat ban mobil supaya lebih awet tidaklah sulit, tapi sayang banyak yang alpa karena sibuk atau tidak sempat. Selagi beraktivitas di rumah di masa PPKM Darurat, AutoFamily dapat mempelajari sebab telapak ban cepat aus dan kiat mengatasinya.

1. Tekanan Udara Ban Kurang

Perlu diketahui, ban tidak hanya berperan sebagai alas penggerak kendaraan, tapi juga tumpuan dari bobot mobil. Akibat tekanan udara yang tidak terjaga membuat dinding ban bekerja lebih berat dan mengalami defleksi berlebihan. Telapak ban turut mendapatkan tekanan berlebihan sehingga membuatnya cepat aus. Sebaiknya lakukan pengecekan berkala tekanan udara ban minimal satu minggu sekali.

2. Membawa Muatan Berlebihan

Kondisi yang dialami oleh ban sama dengan ketika tekanannya kurang dari rekomendasi pabrikan. Kelebihan beban yang diterima akan diteruskan menuju telapak ban dan membuatnya menerima tekanan terlalu tinggi melebihi batas yang diperbolehkan. Perhatikan muatan mobil sesuai dengan yang disarankan pada buku manual perawatan kendaraan.

3. Lupa Menjalankan Spooring

Spooring berguna untuk menyetel ulang kaki-kaki setelah sekian lama digunakan lantaran pemakaian mobil dalam jangka waktu panjang bisa membuat penyimpangan pada roda akibat pergerakan pada komponen kaki-kaki. Efeknya akan berpengaruh pada kerja roda yang tidak seimbang dan habisnya telapak ban secara tidak merata. Lakukan spooring dan balancing secara berkala di bengkel-bengkel Auto2000.

4. Kaki-Kaki Mobil Rusak

Kerusakan pada komponen kaki-kaki mobil seperti shock absorber yang bocor dapat berimbas pada kinerja ban yang tidak lagi optimal. Akibatnya, ada sisi ban yang mendapatkan beban berlebih sehingga membuat telapak ban lebih cepat aus. Pengecekan kaki-kaki mobil dan spooring ban mobil waktu servis berkala dapat mengetahui potensi kerusakan dan mencegahnya.

5. Tidak Melakukan Rotasi Ban

Rotasi ban dilakukan untuk menjaga keseimbangan tingkat keausan semua ban mobil supaya telapak ban menipis secara merata dan bertahap. Sebaiknya AutoFamily melakukan rotasi ban setiap 10.000 km atau 6 bulan sekali. Urusan Toyota lebih mudah, petugas THS – Auto2000 Home Service yang dipanggil untuk servis berkala di rumah pelanggan akan melakukan rotasi ban sesuai prosedur.

6. Perilaku Berkendara di Jalan

Gaya mengemudi agresif, seperti sering menekan pedal gas hingga habis atau mengerem mendadak, dapat membuat telapak ban mobil cepat termakan akibat gesekan dengan permukaan jalan. Termasuk menikung atau pindah lajur tiba-tiba sehingga membuat ban harus bekerja keras menjaga keseimbangan mobil. Imbasnya, telapak ban akan lebih cepat kalah sehingga aus dan berujung rusak sebelum waktunya. Oleh karenanya, jaga perilaku berkendara di jalan untuk mencegah ban mobil cepat aus. (DER)

Mobil Terparkir Lama, Lakukan Hal Berikut Agar Ban Tidak Rusak

Matanews.id, Jakarta – Saat pandemi Covid-19, banyak masyarakat yang bekerja di rumah. Melakukan aktivitas di luar rumah seperlunya saja, agar tidak tertular virus Corona yang saat ini penyebarannya masih tinggi.

Jika bepergian dekat, mungkin menggunakan sepeda motor saja cukup. Nah, bagi mereka yang memiliki mobil, tentu akan terparkir lama di garasi rumah. Setelah dicuci bersih bagian eksterior dan interior, kemudian mobil pun disimpan.

Namun, ada yang perlu Anda ketahui, jika ingin menyimpan mobil di garasi rumah ada baiknya jangan didiamkan dalam waktu lama. Sebaiknya sering dijalankan, cukup beberapa ratus meter saja. “Agar ban bergerak, baik telapak ban maupun dinding samping ban, tidak diam saja,” terang Zulpata Zainal, On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal Tbk.

Untuk kendaraan penumpang maksimum tekanan angin 44 Psi. Selanjutnya, secara berkala dinding samping ban diberi pengkilap khusus untuk ban, dengan bahan dasar silikon, khusus untuk ban.

“Kalau memungkinkan kendaraan di dongkrak, sehingga ke 4 rodanya terangkat. Namun harus hati-hati posisi dongkraknya, harus aman, tidak mudah jatuh jika tersentuh atau kesenggol,” tambahnya

Bicara lamanya waktu, tidak bisa dipastikan, karena tergantung beberapa hal, di antaranya suhu ruangan dan berat kendaraan. “Selain itu, posisi simpan ditempat teduh atau terbuka harus dilihat juga,” ungkap Zulpata.

Setidaknya, satu sampai dua bulan sekali boleh di coba dulu, kalau sudah ada masalah, misal sudah terjadi flat spot, berarti harus lebih sering lagi diperiksanya. “Sebaliknya, kalau belum ada masalah, berarti waktu pemeriksaan bisa lebih lama lagi,” pungkas Zulpata. (DR)