Home / Tag Archives: Kompol Ridwan

Tag Archives: Kompol Ridwan

Kompol Ridwan Siswa Serdik Sespimen Polri Dikreg-62 Peduli Anak Yatim

Matanews.id, Lampung – Siswa Serdik Sespimen Polri Dikreg-62 kembali menunjukkan kepeduliannya untuk anak yatim piatu Panti Asuhan Miftahul Jannah yang berada di Jalan tamin 69 Bandar Lampung pada 26 Juli 2022, Kegiatan Bakti sosial ini dilakukan dalam bentuk meningkatkan kesejahteraan juga membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Kompol Ridwan Maliki S.I.K., M.I.K menyampaikan bahwa dirinya sangat tergerak untuk bisa selalu membantu anak yatim piatu yang mana kehadiran dirinya sangat diharapkan di tengah-tengah mereka.

“Kegiatan ini menjadi tingkat utama kita dalam kehidupan untuk bisa saling membantu, terutama kepada anak-anak yatim piatu yang jelas-jelas mereka sangat membutuhkan perhatian dari kita.” ucap Kompol Ridwan kepada awak media, Minggu (31/07/2022).

Lanjut Ridwan, dirinya sangat berharap kegiatan bakti sosial ini menjadi contoh bagi kita semua agar bisa saling memberi dan membantu untuk menjadikan anak-anak yatim piatu generasi muda yang bisa membanggakan bangsa dan negara.

“Tidak besar yang bisa kita bantu untuk anak-anak panti namun sedikit dari kita jika bisa saling berbagi akan menjadi sebuah harapan besar untuk anak-anak panti menjadi penerus generasi muda buat bangsa dan negara kita.” terangnya.

Diketahui bahwa kegiatan bakti sosial ini akan berlangsung demi menjaga kesejahteraan anak-anak panti, selain uang tunai bantuan sosial ini juga berbentuk sembako yang bisa memenuhi kebutuhan panti sehari-hari.

“Kepada pengurus Panti Asuhan Miftahul Jannah tolong bisa diterima bantuannya ya pak, semoga menjadi barokah buat kita semua juga buat anak-anak disini, Mohon diterima ya pak..” ucapnya kepada pengurus Panti Asuhan Miftahul Jannah.

Dalam kesempatan yang sama Kepala panti asuhan Abi Syahri menyampaikan terima kasihnya atas bantuan yang sudah diberikan, dirinya berharap bantuan tersebut akan menjadi ladang amal serta bermanfaat buat Anak-anak Panti Asuhan Miftahul Jannah.

“Saya berterima kasih sebesar-besarnya semoga bantuan ini dapat menjadi ladang amal juga bermanfaat untuk kita semua.” sambutnya saat menerima bantuan.

Selain itu diselasela kegiatan tersebut seluruh anak-anak panti juga mengadakan doa bersama agar serdik dapat menyelesaikan pendidikannya dengan lancar, sebaliknya Ridwan juga memberikan doa agar anak-anak panti memiliki masa depan yang baik dan semua yang berada di Panti selalu dalam keadaan sehat walafiat. (Wly)

Versi Full Rekonstruksi Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi

Jakarta, 23/11/2018 – Polisi telah menggelar rekonstruksi atau reka ulang kasus pembunuhan satu keluarga di kediaman Diperum Nainggolan di Jalan Bojong Nangka 2, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (21/11/2018). Dalam rekonstruksi tersebut polisi juga menghadirkan pelaku pembunuh, Haris Simamora alias HS (23). Kapolres Bekasi Kota, Komisaris Besar Polisi Indarto mengatakan, pelaku menghabisi nyawa keluarga korban di rumah ini.

 

“Kita akan melaksanakan rekonstruksi di TKP pada hari ini, semua kejadian semua yang dilakukan pelaku mulai dari dia datang, dia eksekusi, dia melarikan diri dia ke kos-kosan dia membuang linggis sampai menyimpan kendaraan yang di TKP yang dicuri sampai dia pergi kabur ke Garut akan direka ulang kan,” tutur Indarto di kediaman Diperum Nainggolan, Rabu (21/11/2018).

 

Ia menerangkan, reka ulang dilakukan dengan tujuan menguatkan alat bukti. Sehingga proses tahap satu di kejaksaan tidak ada hambatan. Indarto menambahkan, di kediaman korban ada 37 adegan yang diperagakan. Namun, lanjut Indarto, kalau total adegan dalam reka ulang ini ada sebanyak 62 adegan.

 

“Total ada 62 adegan, tapi di sini 37. Jadi pintu masuk dan pintu keluar tersangka setelah melakukan eksekusi itu di pintu ini,” tambahnya. Untuk diketahui, setelah melakukan rekonstruksi di kediaman Nainggolan, polisi juga akan menggelar rekonstruksi di kos-kosan pelaku di Cikarang. Rekonstruksi juga akan digelar di Kalimalang, tempat pelaku membuang barang bukti linggis yang digunakan untuk menghabisi empat nyawa dalam satu keluarga.

 

Saat akan menggelar reka ulang di lokasi ke dua yaitu di rumah kos Haris Simamora alias HS, pelaku pembunuh satu keluarga di Bekasi, polisi terpaksa mendobrak pintu kos tersebut. Karena kunci pintu kos yang berada di Kampung Pasir Limus, Desa Mangun Harja, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi tersebut, dibawa oleh temannya. Pintu rumah kos tersebut didobrak atas seizin pemilik kos bernama Ani.

 

Bahkan pendobrakan juga dilakukan dihadapi pemilik kos. Dalam rekonstruksi itu, pelaku sempat bertanya pada teman-temannya mengenai klinik terdekat, dengan alasan tangannya sakit. Setelah itu mandi, baru pamit ke klinik.

 

Ani mengatakan, pelaku ini tidak ngekos di tempat tersebut, melainkan hanya menumpang dengan temannya bernama Saiful. “Numpang sama temannya, paling (Haris datang-red) seminggu dua kali lalu pergi lagi,” ujar Ani di lokasi kos-kosan, Rabu (21/11/2018).

 

Saat ditanya bagaimana perilaku Haris selama ini, menurutnya, pembunuh sadis ini orangnya pendiam. “Orangnya pendiam banget, datang sebentar terus pergi lagi. Ya sudah sekitar dua bulanan terlihat bolak-balik,” tambahnya.

 

Untuk diketahui, di lokasi kedua ini ada 10 adegan reka ulang diperagakan oleh pelaku. Adegan yang diperagakan mulai dari adegan 34 sampai 40, 44 sampai 46 dan adegan ke-53. Untuk diketahui, HS membunuh sebanyak empat orang yang merupakan satu keluarga di kawasan Jalan Bojong Nangka 2, Pondok Gede, Bekasi, Senin (12/11/2018) malam.

 

HS menghabisi nyawa Diperum Nainggolan (38), dan istrinya Maya Boru Ambarita (37) dengan menggunakan linggis. Sementara dua anak pasangan suami istri tersebut yaitu S (9) dan A (7), dibunuh dengan cara dibekap dan dicekik.

 

Seorang tukang ojek bernama Amprung mengaku dibayar tersangka Harus Simamora alias HS seberapa Rp 20.000 untuk mengantarkan ke klinik. Amprung mengaku tak tahu kalau HS merupakan pelaku pembunuhan sadis satu keluarga di Jalan Bojong Nangka II, RT 002 RW 07, Pondok Melati, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat.

 

“Saya nggak tahu mas. Dia minta diantarkan ke klinik. Dibayar Rp 20.000,” ujarnya di Kampung Pasir Limus, Desa Mangun Harja, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (21/11).

 

Saat diantar, Amprung melihat tangan HS yang penuh dengan perban. “Jadi nggak nanyain saya. Emang tangannya berdarah. Iya, tangannya dibabat handyplast,” ujarnya.

 

“Jam 6 pagi (antar ke klinik). Jarinya doang yang luka, bajunya nggak apa-apa. Tapi dia nyantai aja, Iya nyantai aja,” pungkasnya.

 

Tersangka Haris Simamora alias HS nampak lemas saat berada di Kalimalang, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Di mana di Kalimalang merupakan tempat tersangka membuang linggis usai melakukan pembunuhan tersebut. Dalam hal ini, terlihat luka jahitan dijari telunjuk tangan kanan HS. “Ada lima (jahitan),” katanya.

 

Dalam hal itu, ia mengaku terkena linggis saat melakukan pembunuhan satu keluarga tersebut. “Kena linggis,” pungkasnya. Sebanyak 55 adegan diperagakan dalam rekonstruksi pembunuhan satu keluarga di mana rekontruksi dimulai dari kedua Diperum Nainggolan hingga pembuangan linggis yang dipakai membunuh satu keluarga itu.

 

“Jadi dengan berakhirnya adegan terakhir tadi pembuangan linggis agenda rekon selesai untuk hari ini. Yang dilakukan dari siang dari jam 11 sampai 7 malam. Jumlah total keseluruhan ada 55 adegan. Ini hari pertama,” kata Kanit I Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Malvino di Perairan Kalimalang, Cikarang Bekasi Jawa Barat, Rabu (21/11) malam.

 

Rencananya, tim Subdit Resmob Polda Metro Jaya akan kembali lakukan rekontruksi pelarian tersangka Haris Simamora (HS) di Garut, Jawa Barat.

 

“Sedangkan untuk hari kedua besok kita lanjutkan dengan melakukan rekon di Garut, Jabar. Di sana rencananya ada empat adegan, penangkapannya tersangka,” katanya.

 

Dalam rekonstruksi di Jakarta, Malvino mengaku adanya penambahan adegan. Namun, hal itu hanya untuk memperjelas peristiwa demi peristiwa.

 

“Ada penambahan dari pra-rekonstruksi, hanya kita penggal penggal aja sih. Kaya tadi ada A, B,” pungkasnya.

 

Kanit V Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Ridwan Soplanit mengatakan pada dasarnya saat berada di tempat penangkapan tersangka pembunuh satu keluarga di Bekasi, Haris Simamora, pihaknya sempat menemui kendala.

 

“Iya jadi waktu kami temukan titik gambaran lokasi HS lewat analisa IT, kami juga sempat alami kebuntuan. Tahu lokasi tapi buta titik pasti,” katanya di kaki Gunung Guntur, Kamis (22/11/2018) malam.

 

Berupaya agar tetap tidak diketahui keberadaanya, anggota Resmob Polda Metro beraksi dengan hati-hati. Mereka akhirnya melihat seorang perempuan berjilbab tengah berdiri di tepi jalan. Anggota pun mematikan lampu kendaraan.

 

“Untuk itu kami silent bergeraknya dan kami menemukan seorang ibu warung. Pakai jilbab berdiri di depan jalan. Saya keluar dan bicara baik-baik dan pelang dengan ibu itu. Lampu kami matikan,” bebernya.

 

Saat bersama Ibu Dewi, sang pemilik warung di kompleks base camp pendakian Gunung Guntur, polisi berupaya bertanya untuk membantu mengidentifikasi tersangka.

 

“Kami tanya apa tahu soal tersangka, kami tunjukkan foto HS. Ibu Dewi sempat kaget dan dia bilang ke kami kalau dia tahu orang yang ada di dalam foto. Karena orang ini (Haris) sempat belanja di warung milik ibu Dewi,” ungkapnya.

 

Mendapat angin segar dan petunjuk pasti, anggota meminta saksi Bu Dewi untuk menunjukkan titik dimana dia terakhir melihat tersangka HS.

 

“Bu Dewi mengarahkan kami ke sebuah saung di TKP. Saung ini katanya bu Dewi memang untuk anak-anak pendaki. Bu Dewi terakhir liat HS di Saung itu. Anggota pun bergerak tetap silent. Korban dibangunkan perlahan. Meski sempat mengelak 3 kali ngaku namanya Sandi. Tapi akhirnya dia menjawab mengarah kalau dia adalah HS dan kami tangkap,” ungkapnya.

 

Kompol Ridwan Soplanit mengatakan, tersangka pembunuhan keluarga Diperum Nainggolan, Haris Simamora alias HS sempat mengelak saat akan ditangkap di kaki Gunung Guntur Garut, Jawa Barat. Saat ditangkap, HS menyebutkan kalau namanya adalah Sandi.

 

“Jadi waktu kita di lokasi, kita tanya dia, posisinya lagi tidur, kita bangunkan dengan cara memukul pelan bagian tubuhnya menanyakan namanya,” kata Ridwan di kaki Gunung Guntur Garut, Jawa Barat, Kamis (23/11) malam.

 

Saat terbangun, kata Ridwan, HS mengaku kalau dirinya bernama Sandi. “Jadi pertama kalau tersangka bangun bilang kalau namanya Sandi, lalu tidur lagi,” ujarnya.

 

Dengan pernyataan itu, tim Jajaran Subdit Resmob Polda Metro kembali membangunkannya dengan cara yang humanis. “Kedua kalinya kita bangunkan lagi, tetap mengaku kalau dia Sandi,” ujarnya.

 

Akhirnya, lanjut Ridwan, kepolisian menanyakan kepada masyarakat yang saat itu ingin melakukan pendakian ke gunung Guntur Garut. “Kebetulan didekatnya ada 4 pria dan 2 wanita yang ingin naik gunung. Mba, mas tahu tidak pria (HS) ini dari mana? Lalu ada yang jawab kalau dia (HS) dari Bekasi. Nah, ini dia yang kita cari. Kita dari Polda Metro Jaya, kita lagi cari ini orang, terimakasih ya infonya,” bebernya.

 

Atas hal itu, HS digiring ke Polda Metro Jaya. Meskipun demikian, HS tetap saja tak mengaku kalau dirinya adalah pelaku pembunuhan itu. “Udah ditangkap ini dia masih kaga mau ngaku, tapi gelagatnya mencurigakan, dan akhirnya dia baru mengaku kalau dia adalah pelakunya,” pungkasnya.

 

Kanit V Subdit Resmob Polda Metro Jaya Kompol Ridwan Soplanit yang memimpin rekonstruksi mengungkap alasan anggota memburu Haris hingga ke Garut. “Jadi intinya ini semua insting anggota. Kami menduga kuat tersangka akan menjual mobil Nissan X-Trail di daerah Garut,” katanya di kaki Gunung Guntur, Kamis (22/11/2018) malam.

 

Ridwan menjelaskan, pada dasarnya tim Resmob bertandang ke Garut untuk memburu Mobil Nissan X-Trail bukan untuk memburu pelaku. “Kita pertama ke Garut memang mo cari mobil bukan tersangka. Karena kami anggap tersangka sudah tidak di Garut karena signal handpone HS tidak aktif. Jadi tujuan kita hunting keliling Garut untuk cari mobil. Jadi ada Nissan X-Trail, kami berhenti,” ungkapnya.

 

Adegan pertama adalah saat tersangka Haris Simamora alias HS turun dari motor yang mengantarkannya dari terminal. Setelah turun dari motor, dia menuju ke sebuah saung untuk beristirahat. “Tersangka lalu pergi ke warung pulsa di sekitar lokasi. Dia membeli pulsa ditemani oleh penjaga base camp, Bu Dewi dan pak Anto,” katanya di kaki Gunung Guntur, Jawa Barat, Kamis (22/11).

 

Setelah itu, HS kembali ke saung bersama para pendaki gunung. “Kaki Gunung Guntur ini merupakan titik terakhir proses rekonstruksi pembunuhan satu keluarga di Bekasi. Lalu adegan terakhir si tersangka dibawa ke Polda Metro Jaya,” katanya. “Total ada 62 adegan yang diperagakan oleh tersangka dalam rekonstruksi tersebut,” pungkasnya. (Red)