Home / Tag Archives: PAHLAWAN LUMAJANG

Tag Archives: PAHLAWAN LUMAJANG

MENGENAL IPTU DJAMA’ARI, PAHLAWAN LUMAJANG DARI POLRI

MATANEWS.ID – LUMAJANG – Rangkaian HUT Bhayangkara ke-73, Polres lumajang melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan dan juga membersihkan dan mengecat Tugu Perjuangan Polri di desa Tumpeng.

Iptu / AP I Djama’ari adalah tokoh Pahlawan Polri yang gugur dalam pertempuran melawan belanda di Desa Tumpeng Barat Kec Candipuro Kab Lumajang yang kemudian di abadikan dengan membuat tugu Perjuangan Polri di tempat gugurnya.

Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban, SH, SIK, MM, MH menceritakan sejarah kepahlawanan Iptu Djama’ari “Berawal pada tanggal 7 oktober 1947, saat itu kekuatan polisi di Lumajang berkurang. Batalyon Polisi Mobile Brigade yang sekarang disebut Brimob di Turen Kabupaten Malang adalah Batalyon Polisi yang beranggotakan 36 orang di pimpin Iptu Djama’ari untuk diberangkatkan menuju daerah gerilya di Lumajang. Dalam perjalanannya Iptu Jama’ari berhasil membakar semangat rakyat lumajang sehingga banyak pemuda yang bergabung dalam pasukannya hingga mencapai 56 orang” ucap AKBP Arsal.

“Pada tanggal 9 oktober 1947 pasukan yang di pimpin Iptu Djama’ari kembali kemarkas di Desa Tumpeng kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang. beberapa hari di Tumpeng, pasukan Belanda lantas mengetahui keberadaan pasukan polisi yang di pimpin Iptu Jama’ari, sehingga pada tanggal 13 oktober 1947 terjadilah pertempuran antara pasukan Belanda dengan pasukan Iptu Djama’ari di Tumpeng” tambahnya.

Kapolres juga menjelaskan akan kegigihan Iptu DJama’ari saat berjuang melawan pasukan Belanda dimana pada saat itu kekuatan dari para Bhayangkara tak imbang dengan pasukan Belanda.

“Pertempuran yang berlangsung tepatnya di sekitar tugu Perjuangan Polri saat ini, yang saat itu di pimpin Iptu DJama’ari tak seimbang dengan pasukan Belanda. pasukan Belanda yang di bantu oleh pasukan KNIL dan Cakra (pasukan bantuan dari Madura) dengan kekuatan penuh dan didukung kendaraan perang berhasil mengepung posisi pasukan Brigade Mobil Polri. Tetapi para Bhayangkara pejuang dan pengawal Republik Indonesia tidak gentar menghadapi pasukan Belanda yang kekuatan personel dan senjatanya lebih besar”. terang AKBP Arsal.


“Pada tanggal 13 November 1947, di sekitar tempat ini terjadi pertempuran sengit antara pasukan mobrig polisi Republik Indonesia di bawah pimpinan komandan seksi Jama’ari melawan tentara Belanda. Tentara belanda yang jauh lebih besar kekuatannya tapi lebih banyak yang tewas daripada pasukan Jama’ari. Karena peluru Pasukan Iptu Djama’ari telah habis maka mereka bertahan dengan pedang dan sangkur yang tergenggam ditangan masing-masing. Pertempuran dengan sangkur dan pedang tak dapat dihindarkan lagi. Iptu Djamaari sempat sendirian melawan 10 anggota Belanda, tapi akhirnya gugur bersama 17 pasukannya”. sambungnya.

“Dalam pertempuran tersebut Iptu Djama’ari gugur setelah dadanya di terjang peluru oleh pasukan Belanda. jasad Iptu Djama’ari langsung dirusak dan dibuang ke Parit dipertigaan Tumpeng. Sekitar 18 orang anggota pasukan Brigade Mobil yang gugur di Tumpeng termasuk Iptu Djama’ari sedangkan 20 orang ditangkap Belanda dan sisa lainnya menyelamatkan diri untuk bergabung dengan para pejuang yang ada di Pasrujambe Kabupaten Lumajang” paparnya.

“Untuk mengenang pertempuran antara Belanda dengan pasukan Polri yang dibawah pimpinan Iptu Djama’ari didirikanlah Tugu Perjuangan Polri yang terletak di Desa Tumpeng Barat Kecamatan Candipuro Lumajang. Monumen ini didirikan/diresmikan pada tanggal 13 Oktober 1956, oleh kepala Polisi Jawa Timur Komisaris Besar Polisi R. Soekarno Djojonagoro” ungkapnya.

“Tugu Perjuangan Polri ini untuk mengenang pertempuran antara Belanda dengan pasukan Polri dibawah pimpinan Iptu Djama’ari. Selain itu nama Iptu Djama’ari juga diabadikan menjadi nama jalan di Kelurahan Jogotrunan Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang” Ujar Arsal mengulas sejarah kepahlawanan Iptu Djama’ari.

Adapun 18 pejuang yang gugur saat itu di lokasi monumen Tugu Perjuangan Polri adalah :
1. AP I Djama’ari (komandan seksi)
2. AP II Pratikno
3. AP II Troesman
4. AP II Moenadji
5. AP II wasimin
6. AP II Soeparman
7. AP III Seotopo
8. AP III Mardjani
9. AP III Lantip
10. AP III Moedjiono
11. AP III Dachlan
12. AP III Soepi’i
13. AP III Kasimo
14. Ang Gab Abdullah
15. Ang Gab Koesno
16. Ang Gab Wahab
17. Ang Gab Ngatelin
18. Ang Gab Ra’i
(Red)

KENANG JASA PAHLAWAN, KAPOLRES DAN JAJARAN POLRES LUMAJANG MELAKUKAN TABUR BUNGA DI TMP

MATANEWS.ID – LUMAJANG – Hari Bhayangkara adalah peringatan untuk lahirnya Kepolisian Republik Indonesia yang diperingati setiap tanggal 1 Juli. Dalam memperingati Hari Bhayangkara yang ke 73 kali ini, Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban SH SIK MM MH beserta jajaran Polres Lumajang melakukan ziarah ke makam pahlawan.

Kapolres pun menyempatkan diri menabur bunga, ada 3 tokoh pejuang yang terkenal di lumajang yaitu Mayor Jenderal Imam Soedja’i, Kapten Kyai Ilyas dan Iptu Jamaari. Iptu Jamaari sendiri berasal dari Institusi Kepolisian.

Perlu diketahui bahwa beliau salah satu pahlawan Lumajang yang cukup dikenal sehingga di abadikan menjadi nama jalan yang berada di Kelurahan Jogotrunan Kec Lumajang.

Kepahlawanannya di kenang oleh masyarakat Lumajang karena pada masa perjuangan tahun 1947 dulu, beliau memimpin Polisi Istimewa (sekarang Brimob) beserta rakyat Lumajang untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Beliau menghembuskan nafas terakhir seusai tertembak di dadanya saat terkepung pihak lawan di sekitaran daerah Tumpeng.

Selain diambil sebagai nama jalan, bekas medan tempur pasukan Bhayangkara di bawah pimpinan Iptu Jamaari dibangunlah sebuah monumen di Desa Tumpeng untuk mengenang kegigihan rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaannya.

Dalam kegiatan tersebut, Kapolres AKBP M. Arsal Sahban juga menyempatkan mengirim doa kepada seluruh pejuang yang telah gugur mendahului.

“Apa yang dikisahkan oleh para Veteran Perjuangan ini, tentunya menjadi nilai yang sangat bermakna bagi kami. cerita perjuangan yang dikisahkan tentang bagaimana perjuangan dan pertempuran mengusir penjajah dulu, tentunya hal yang sangat luar biasa untuk kami ingat. Jasa besar itulah yang menjadi nilai bermakna sebagai pegangan bagi kami untuk bisa meneruskan perjuangan beliau-beliau ini” ucal AKBP Arsal.

Lebih lanjut, Kapolres juga mengingatkan kepada pemuda agar memaknai perjuangan para pahlawan.

“Saya berharap, para pemuda saat ini tak terlena dengan kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pendahulu. Saat ini saatnya kita mewarnai kemerdekaan dengan kegiatan yang positif. Jangan tanyakan apa yang telah diberikan negara kepadamu, namun pertanyakan apa yang telah kita berikan kepada bangsa ini” tutup Kapolres. (Red)