Home / Tag Archives: Polri (page 7)

Tag Archives: Polri

KAPOLRES LUMAJANG INPEKSI JALUR ARMADA TAMBANG SEBAGAI SOLUSI KOMPREHENSIF PENYELESAIAN KONFLIK HORIZONTAL

MATANEWS.ID – LUMAJANG – Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban SH SIK MM MH bersama Tim Cobra Polres Lumajang meninjau langsung jalur aramada tambang yang berada di wilayah Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang. Hal ini dilakukan oleh beliau untuk menyelesaikan konflik horizontal yang terjadi antara warga Desa Gondoruso, Kalibendo dan Bades dengan pemilik usaha tambang maupun pemilik armada tambang pasir.

Seperti diketahui, pagi tadi (8/7) ratusan warga dari ketiga Desa tersebut menyampaikan aspirasinya di depan Balai Desa Kalibendo agar armada truk tidak melalui jalanan Desa mereka. Banyaknya dampak negatif akibat aktifitas pertambangan itulah yang mengakibatkan masyarakat geram.

 

Disisi lain pihak sopir truk tidak mau melewati jalur alternatif yang telah tersedia karena bahayanya jalur tersebut. Jalur tersebut dianggap berbahaya karena harus melewati sungai, jalur yang terpotong sungai selebar 25 meter membahayakan armada truk karena saat volume air meningkat dapat berpotensi banjir.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut Kapolres Lumajang bersama rombongan Tim Cobra Polres Lumajang mengecek jalur alternatif agar dapat mengevaluasi apakah benar terdapat kendala bagi armada truk untuk melintas. Dan saat di dilakukan inpeksi ditemukan beberapa titik jalur alternatif yang memang melalui sungai dan membutuhkan gorong-gorong agar aliran sungai dapat berjalan dan untuk armada truk juga dapat melintas diatas aliran sungai. Meskipun begitu jalur alternatif sepanjang 9 Km sudah 100% dapat dilalui.

AKBP DR Muhammad Arsal Sahban SH SIK MM MH dalam inpeksinya menyatakan bahwa jalan alternatif 100 persen sudah dapat dilalui “saya sudah inpeksi jalan alternatif bagi armada tambang pasir dan 100 persen sudah dapat dilalui. ada beberapa titik yang masih memerlukan perapihan, seperti saat melintasi sungai harus ada semacam jembatan dari gorong-gorong sehingga jalur air tidak terhambat tapi kendaraan juga bisa melewati diatasnya. saya lihat sudah ada 9 gorong-gorong yang dibuat” ujar Arsal

Perlu diketahui bahwa perapihan jalan tambang membutuhkan biaya, sehingga kesepakatan para penambang, setiap armana truk yang lewat dipungut Rp. 10.000,- sebagai biaya untuk perbaikan dan perapihan jalan. karena semua pembangunan jalan merupakan swadaya dari para penambang.

Persoalan lainnya yang muncul di jalan alternatif ini karena adanya warga mengakui tanah mereka yang di lalui jalan alternatif tersebut. Ada sekitar 40 kepala keluarga yang mengklaim bahwa dulunya sebelum terjadi banjir lahar dingin, itu adalah tanahnya. tapi informasi lain diperoleh kalau semua tanah di jalur tambang sudah di ganti rugi oleh Pemerintah melalui proyek semeru oleh kementerian PU. (Red)

KAPOLRES LUMAJANG BERSAMA WARGA BANGUN PORTAL TUTUP JALUR TRUK ARMADA TAMBANG PASIR

MATANEWS.ID – LUMAJANG – Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban SH SIK MM MH memimpin langsung Tim Cobra Polres Lumajang menuju ke Desa Kalibendo Kecamatan Pasirin. Hal ini dilakukan atas buntut dari aksi warga Desa Kalibendo, Desa Gondoruso dan Desa Bades yang menginginkan armada pasir tak lagi melewati wilayahnya. Mereka berpendapat bahwa para penambang sudah memiliki jalur khusus untuk armada tambang pasir.

Pemerintah Desa Kalibendo yang didatangi oleh sekitar 300 massa tersebut akhirnya mengambil jalur tengah, dengan memperbolehkan warga untuk membangun portal sementara dari bambu, agar armada truk tak dapat melewati jalur tersebut. Dalam kegiatan pembangunan portal tersebut, Kapolres nampak di tengah-tengah masyarakat membantu mendirikan penghalang bagi truk Armada tambang pasir.

Dalam pernyataannya, Kapolres Lumajang AKBP M. Arsal Sahban mengatakan pihaknya datang untuk menengahi serta mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.

“Saya bersama Tim Cobra Polres Lumajang hadir disini untuk menyupport warga serta mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Kita semua tahu bahwa beberapa bulan yang lalu saya bersama pak Bupati serta pak Dandim juga hadir untuk menyelesaikan konflik horisontal tentang penambangan pasir ini, dan telah didapati kesepakatan untuk seluruh armada pasir tidak diperbolehkan melewati pemukiman warga setelah 2 bulan, dan hari ini sudah melampaui waktu yang disepakati”. jelasnya.

“Setelah ini saya juga akan memantau jalur alternatif bagi armada pasir untuk memastikan jalur tersebut sudah dapat dilalui. Karena jalur itu solusi komprehensif yang bersifat win win solution” ujar Arsal.

Perlu diketahui, beberapa bulan yang lalu memang disepakati oleh pihak penambang maupun warga, bahwasanya armada tambang tak diperbolehkan melintasi jalur warga dan harus melalui jalur khusus truk pasir. Jalur tersebut melintasi pinggiran aliran sungai Gunung Semeru serta berakhir di Jalan Lintas Selatan (JLS). Meskipun telah selesai dalam tahap pengerjaan, namun banyak sopir truk yang enggan melewati jalur tersebut karena jaraknya yang jauh serta jalannya yang berbatu. Mereka mengaku lebih menyukai lewat di perkampungan karena lebih dekat dan lebih halus, tapi kendalanya mereka mendapat penolakan dari warga. Dengan adanya portal yang telah dibangun, akhirnya mau tidak mau mereka pun harus melintasi jalan tersebut. (Red)

KAPOLRES LUMAJANG TURUN LANGSUNG ANTISIPASI KONFLIK SOSIAL TRUK PASIR LALUI JALAN DESA

MATANEWS.ID – LUMAJANG – Kapolres Lumajang pimpin 170 personil Polres Lumajang dan Jajaran Tim Cobra untuk mengamankan aksi Unras dan penutupan jalan di Desa Kalibendo dan jalan Desa Bades Kec Candipuro oleh warga sekitar. Masyarakat merasa resah dengan adanya kerusakan jalan yang serius akibat dilalui Armada Truk pengangkut pasir yang berasal dari tambang Desa Jugosari Kec Candipuro dan Desa Gondoruso Kec Pasirian.

Kegiatan unras tersebut diikuti massa penyampaian pendapat sejumlah 300 orang terdiri dari warga Desa Kalibendo, warga Desa Bades dan beberapa warga Desa Gondoruso utamanya yang rumahnya di pinggir jalan.

Dalam orasinya Korlap Unras tersebut Sdr. TOYIB yang berdomisili Desa Bades menyampaikan “Unras ini adalah bentuk penyampaian aspirasi dari kami, karena kami merasa resah akibat dampak yang dirasakan masyarakat dengan adanya truck muatan pasir yang berasal dari tambang desa jogosari candipuro dan tambang desa gondoruso pasirian yang melintas di jalan desa kalibendo dan jalan desa bades. dampak yang ditimbulkan armada pasir antara lain kerusakan jalan, kecelakaan dan debu yang mengotori rumah warga. untuk itu kami sepakat akan menutup jalan bagi armada tambang melalui desa kami. Kami menolak jalan Desa kami dilewati truk muatan pasir dan meminta jalan yang rusak secepatnya di perbaiki” pungkas Toyib.

Perwakilan Pemkab Lumajang diwakili Ka Bakesbangpol Sdr. BASUNI mengungkapkan “ untuk menyikapi keluhan masyarakat kami bersama muspida dan muspika sudah mengalihkan jalur Truk ke jalan alternatif sehingga truck muatan pasir tidak ada yang melintas di Desa Jalibendo dan Bades. dan untuk perbaikan jalan sudah diajukan dianggaran tahun 2020 jadi masyarakat harus sabar” ungkap Basuni.

Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban SH SIK MM MH menjelaskan “alhamdulilah proses penyampaian aspirasi warga berjalan lancar. Untuk menghindari konflik Horisontal antara masyarakat dan Armada penambang pasir, pihak pemerintah sendiri juga telah mengambil kebijakan yang bersifat win win solution. dimana pihak penambang tetap bisa melakukan aktifitasnya menambang pasir serta jalan desa tidak lagi dilalui armada tambang, karena di alihkan melalui jalan alternatif yang telah jadi. Hal ini sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya antara perusahaan penambang dengan forkopimda yang saat itu dipimpin oleh Bapak Bupati bersama Kapolres dan Dandim” ujar Arsal

“Polri, TNI dan Pemkab akan mengawasi secara langsung pelaksanaaan pengalihan jalur armada tambang ke jalan alternatif. Ada 3 jalur yang dipasang Portal untuk menghalangi truk pasir lewat yaitu di Desa Kalibendo, Desa Bades dan Desa Gondoruso. semoga langkah ini membuat masyarakat lebih kondusif” pungkas Arsal. (Red)

BAKOHUMAS GELAR FORUM TEMATIK, “STRATEGI HUMAS DALAM MENJAGA KEUTUHAN NKRI”

MATANEWS.ID – JAKARTA, 09/07/2019 – Badan Kordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) menggelar Forum Tematik dengan tema ” Strategi Humas Dalam Menjaga Keutuhan NKRI” di Hotel Diradja Jakarta Selatan, Selasa, 09/07.

Acara yang dipimpin Kadiv Humas Polri Irjen Pol Muhammad Iqbal di dampingi Karopenmas Brigjen Pol Dedi Prasetiyo, Karomultimedia Brigjen Pol Budi Setiawan, KaroPID Brigjen Pol Syahardiantono.

Acara tersebut dihadiri oleh seluruh komuniti kehumasan Lembaga Kementrian dan Kementrian Negara.

Pada sambutannya Kadivhumas Polri Irjen Pol Muhammad Iqbal menyampaikan dedikasinya selama ditugaskan di bidang kehumasan dalam menjaga NKRI.

“Saya sejak 2015 berkecimpung di humas di amanat kan pa Kapolri Jendral Badrodin Haiti menugaskan saya untuk mengemban tugas sebagai kepala bidang Humas Polda Metro Jaya.” ucap Kadivhumas Polri Irjen Pol Muhammad Iqbal di Hotel Diradja, Selasa, 09/07.

Lanjut Iqbal, menurut pandangannya Polda Metro Jaya tentang kehumasan nomer satu karena humas itu seluruh isi politik, ekonomi, keamanan ada di Jakarta, sehingga Kabid humas Polda Metro Jaya mau tidak mau harus banyak belajar untuk mengelola kehumasan.

“Berjalan sampai hari ini, saya di amanahkan sebagai kepala divisi Humas polri, mengingat saat di Polda Metro Jaya saat itu Kapolda Irjen Pol Tito Karnavian yang saat ini menjadi Kapolri mengingatkan kepada seluruh anggota, awal dari narasi yang disampaikan beliau selalu menyampaikan, ada buku The Third Wave b buku tahun 1980 karya Alvin Toffler, Ini adalah sekuel Shock Masa Depan, Gelombang Ketiga, dari Gelombang-gelombang itu gelombang ketiga yang saat ini melanda seluruh dunia termasuk negara kesatuan republik Indonesia yaitu informasi teknologi dan globalisasi jelas bersinggungan dengan demokrasi liberal, suatu keniscayaan media saat ini adalah hal yang peling konstitusional.” jelas Irjen Pol Muhammad Iqbal.

Buku yang lain juga di sampaikan Jendral Tito Karnavian yaitu buku Franciscus Fukuyama yaitu The End of History and the Last Man yang menyampaikan tentang demokrasi liberal.

“Bahwa di dalam dunia saat ini panglima adalah suara rakyat semua jelas menuju ke publik konsen yaitu semua konsentrasi kepada suara rakyat dan dalam kehumasan dan pandangan saya saat ini dari arahan pimpinan apa yang saya alami bahwa persepsi publik itu adalah hal yang paling penting untuk membangun image, membangun citra, baik citra negara maupun citra berbagai kementrian lembaga, kementrian negara yang kita berada di dalamnya.” terangnya.

Suara rakyat, Suara publik itu dilihat dari 2 hal yaitu performen, perilaku masing – masing menpower atau sumber daya manusia Yang ada di kementrian lembaga.

“Dilihat dari persepsi publik yaitu citra atau image dari pada personil kementrian lembaga tersebut. Tetapi apabila di bandingkan 2 hal ini hal yang ke 2 itu yang lebih penting untuk membangun persepsi publik apabila di presentasikan mungkin 75% image atau citra yang di bangun lewat media itu yang paling penting.” paparnya.

Dalam memilih pembentukan opini adalah yang nomer satu Bagaimana kepiawaian dari pada humas untuk mengelolanya, viar yang mengemas seluruh kegiatan yang ada dapat menimbulkan persepsi publik yang positif.

“Menengahkan kejadian yang luar biasa kontetasi politik yang mungkin dalam sejarah bangsa bisa di katakan ngeri-ngeri sedap agak sedikit panas, tapikan bisa melihat bagaimana kita semua yang ada di ruangan ini yang ada pada komuniti humas mampu mengemas peristiwa-peristiwa penting tersebut, kita sepakat bahwa narasi yang harus di tonjolkan itu apa. Bayangkan kalo misalnya media semua tidak sama narasinya media tidak sama strateginya mungkin ceritanya lain, bisa saja kita yang di ruangan ini tidak dapat melakukan forum tematik ini karena situasi masih tidak aman.” ujar Iqbal.

Sambungnya, Untuk itulah betapa pentingnya kehumasan dan harus kita kuatkan kearifannya dan akan di kupas oleh narasumber.

“Ancaman-ancaman dibidang media masih banyak dan ini yang harus kita jadikan PR, polarisasi terbelah masih ada sisanya, ini adalah PR kita untuk menyampaikan kenegara ini bahwa persepsi publik pembentukan opini harus Indonesia adalah negara kita, negara kita berteduh, negara kita lahir harus menjaga NKRI.” tegasnya.

Iqbal juga berharap kehumasan polri dapat selau menjaga NKRI dengan menyiapkan strategi yang baik.

“Semoga kita semua menjadi pahlawan-pahlawan humas untuk negara kesatuan republik Indonesia, didalam kepolisian jelas bahwa polri saat ini menempatkan strategi kepolisian, baru Pa Jenderal M. Tito Karnavian lah yang menempatkan managemen media menjadi program utama beliau selain meningkatkan kinerja, menekan budaya koruptif, dan eksestif pada menkommedia, Seluruh Kapolda, Kepala satuan kerja wajib melakukan menkommedia.” harapnya.

Ketika pimpinan polri menempatkan program perioritasnya yaitu Multimedia sehingga mau tidak mau kehumasan polri belajar untuk malakukan setting media untuk memelihara Kamtibmas.

“Karena humas adalah sangat penting bagi kepolisian negara republik Indonesia untuk melakukan mengoptimalisasikan tupoksinya tugas pokok dan fungsinya, selaku pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat serta juga penegakan hukum.” kata Irjen Pol Muhammad Iqbal.

“Media saat inilah harus menunjukkan nasionalismenya mempertahankan NKRI dan mengenyampingkan berita-berita yang dapat merusak NKRI dapat juga mengkompori atau mempelopori aksi-aksi “mengganggu keamanan”.”tutup Irjen Pol Muhammad Iqbal. (Red)

MENGENAL IPTU DJAMA’ARI, PAHLAWAN LUMAJANG DARI POLRI

MATANEWS.ID – LUMAJANG – Rangkaian HUT Bhayangkara ke-73, Polres lumajang melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan dan juga membersihkan dan mengecat Tugu Perjuangan Polri di desa Tumpeng.

Iptu / AP I Djama’ari adalah tokoh Pahlawan Polri yang gugur dalam pertempuran melawan belanda di Desa Tumpeng Barat Kec Candipuro Kab Lumajang yang kemudian di abadikan dengan membuat tugu Perjuangan Polri di tempat gugurnya.

Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban, SH, SIK, MM, MH menceritakan sejarah kepahlawanan Iptu Djama’ari “Berawal pada tanggal 7 oktober 1947, saat itu kekuatan polisi di Lumajang berkurang. Batalyon Polisi Mobile Brigade yang sekarang disebut Brimob di Turen Kabupaten Malang adalah Batalyon Polisi yang beranggotakan 36 orang di pimpin Iptu Djama’ari untuk diberangkatkan menuju daerah gerilya di Lumajang. Dalam perjalanannya Iptu Jama’ari berhasil membakar semangat rakyat lumajang sehingga banyak pemuda yang bergabung dalam pasukannya hingga mencapai 56 orang” ucap AKBP Arsal.

“Pada tanggal 9 oktober 1947 pasukan yang di pimpin Iptu Djama’ari kembali kemarkas di Desa Tumpeng kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang. beberapa hari di Tumpeng, pasukan Belanda lantas mengetahui keberadaan pasukan polisi yang di pimpin Iptu Jama’ari, sehingga pada tanggal 13 oktober 1947 terjadilah pertempuran antara pasukan Belanda dengan pasukan Iptu Djama’ari di Tumpeng” tambahnya.

Kapolres juga menjelaskan akan kegigihan Iptu DJama’ari saat berjuang melawan pasukan Belanda dimana pada saat itu kekuatan dari para Bhayangkara tak imbang dengan pasukan Belanda.

“Pertempuran yang berlangsung tepatnya di sekitar tugu Perjuangan Polri saat ini, yang saat itu di pimpin Iptu DJama’ari tak seimbang dengan pasukan Belanda. pasukan Belanda yang di bantu oleh pasukan KNIL dan Cakra (pasukan bantuan dari Madura) dengan kekuatan penuh dan didukung kendaraan perang berhasil mengepung posisi pasukan Brigade Mobil Polri. Tetapi para Bhayangkara pejuang dan pengawal Republik Indonesia tidak gentar menghadapi pasukan Belanda yang kekuatan personel dan senjatanya lebih besar”. terang AKBP Arsal.


“Pada tanggal 13 November 1947, di sekitar tempat ini terjadi pertempuran sengit antara pasukan mobrig polisi Republik Indonesia di bawah pimpinan komandan seksi Jama’ari melawan tentara Belanda. Tentara belanda yang jauh lebih besar kekuatannya tapi lebih banyak yang tewas daripada pasukan Jama’ari. Karena peluru Pasukan Iptu Djama’ari telah habis maka mereka bertahan dengan pedang dan sangkur yang tergenggam ditangan masing-masing. Pertempuran dengan sangkur dan pedang tak dapat dihindarkan lagi. Iptu Djamaari sempat sendirian melawan 10 anggota Belanda, tapi akhirnya gugur bersama 17 pasukannya”. sambungnya.

“Dalam pertempuran tersebut Iptu Djama’ari gugur setelah dadanya di terjang peluru oleh pasukan Belanda. jasad Iptu Djama’ari langsung dirusak dan dibuang ke Parit dipertigaan Tumpeng. Sekitar 18 orang anggota pasukan Brigade Mobil yang gugur di Tumpeng termasuk Iptu Djama’ari sedangkan 20 orang ditangkap Belanda dan sisa lainnya menyelamatkan diri untuk bergabung dengan para pejuang yang ada di Pasrujambe Kabupaten Lumajang” paparnya.

“Untuk mengenang pertempuran antara Belanda dengan pasukan Polri yang dibawah pimpinan Iptu Djama’ari didirikanlah Tugu Perjuangan Polri yang terletak di Desa Tumpeng Barat Kecamatan Candipuro Lumajang. Monumen ini didirikan/diresmikan pada tanggal 13 Oktober 1956, oleh kepala Polisi Jawa Timur Komisaris Besar Polisi R. Soekarno Djojonagoro” ungkapnya.

“Tugu Perjuangan Polri ini untuk mengenang pertempuran antara Belanda dengan pasukan Polri dibawah pimpinan Iptu Djama’ari. Selain itu nama Iptu Djama’ari juga diabadikan menjadi nama jalan di Kelurahan Jogotrunan Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang” Ujar Arsal mengulas sejarah kepahlawanan Iptu Djama’ari.

Adapun 18 pejuang yang gugur saat itu di lokasi monumen Tugu Perjuangan Polri adalah :
1. AP I Djama’ari (komandan seksi)
2. AP II Pratikno
3. AP II Troesman
4. AP II Moenadji
5. AP II wasimin
6. AP II Soeparman
7. AP III Seotopo
8. AP III Mardjani
9. AP III Lantip
10. AP III Moedjiono
11. AP III Dachlan
12. AP III Soepi’i
13. AP III Kasimo
14. Ang Gab Abdullah
15. Ang Gab Koesno
16. Ang Gab Wahab
17. Ang Gab Ngatelin
18. Ang Gab Ra’i
(Red)

KENANG JASA PAHLAWAN, KAPOLRES DAN JAJARAN POLRES LUMAJANG MELAKUKAN TABUR BUNGA DI TMP

MATANEWS.ID – LUMAJANG – Hari Bhayangkara adalah peringatan untuk lahirnya Kepolisian Republik Indonesia yang diperingati setiap tanggal 1 Juli. Dalam memperingati Hari Bhayangkara yang ke 73 kali ini, Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban SH SIK MM MH beserta jajaran Polres Lumajang melakukan ziarah ke makam pahlawan.

Kapolres pun menyempatkan diri menabur bunga, ada 3 tokoh pejuang yang terkenal di lumajang yaitu Mayor Jenderal Imam Soedja’i, Kapten Kyai Ilyas dan Iptu Jamaari. Iptu Jamaari sendiri berasal dari Institusi Kepolisian.

Perlu diketahui bahwa beliau salah satu pahlawan Lumajang yang cukup dikenal sehingga di abadikan menjadi nama jalan yang berada di Kelurahan Jogotrunan Kec Lumajang.

Kepahlawanannya di kenang oleh masyarakat Lumajang karena pada masa perjuangan tahun 1947 dulu, beliau memimpin Polisi Istimewa (sekarang Brimob) beserta rakyat Lumajang untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Beliau menghembuskan nafas terakhir seusai tertembak di dadanya saat terkepung pihak lawan di sekitaran daerah Tumpeng.

Selain diambil sebagai nama jalan, bekas medan tempur pasukan Bhayangkara di bawah pimpinan Iptu Jamaari dibangunlah sebuah monumen di Desa Tumpeng untuk mengenang kegigihan rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaannya.

Dalam kegiatan tersebut, Kapolres AKBP M. Arsal Sahban juga menyempatkan mengirim doa kepada seluruh pejuang yang telah gugur mendahului.

“Apa yang dikisahkan oleh para Veteran Perjuangan ini, tentunya menjadi nilai yang sangat bermakna bagi kami. cerita perjuangan yang dikisahkan tentang bagaimana perjuangan dan pertempuran mengusir penjajah dulu, tentunya hal yang sangat luar biasa untuk kami ingat. Jasa besar itulah yang menjadi nilai bermakna sebagai pegangan bagi kami untuk bisa meneruskan perjuangan beliau-beliau ini” ucal AKBP Arsal.

Lebih lanjut, Kapolres juga mengingatkan kepada pemuda agar memaknai perjuangan para pahlawan.

“Saya berharap, para pemuda saat ini tak terlena dengan kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pendahulu. Saat ini saatnya kita mewarnai kemerdekaan dengan kegiatan yang positif. Jangan tanyakan apa yang telah diberikan negara kepadamu, namun pertanyakan apa yang telah kita berikan kepada bangsa ini” tutup Kapolres. (Red)

KADIV HUMAS POLRI : SUTOPO PN PANUTAN MASYARAKAT, POLRI MERASA KEHILANGAN

MATANEWS.ID – JAKARTA, 07/07/2019 – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menghembuskan nafas terakhir usai penyakit kanker paru-paru menjalar hingga tubuhnya. Dirinya dinyatakan tutup usai di Guangzhou, China sekitar pukul 02.00 waktu setempat.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Muhammad Iqbal mengaku Polri telah kehilangan orang yang menjadi panutan seluruh masyarakat. Polri mendoakan agar almarhum diterima di sisi Allah SWT.

“Inalilahi wainalilahi rojiun, kami Kepolisian Republik Indonesia khususnya saya Kadiv Humas dan Humas seluruh Indonesia turut berduka cita dan berbela sungkawa atas meninggalnya almarhum bapak Sutopo, Kepala Pusat Data dan Humas BNPB, semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT, jalannya dilapangkan dan insyaallah nanti almarhum ditempatkan di Surganya Allah SWT,” ucap Irjen Pol Muhammad Iqbal saat ditemui di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Minggu (7/7).

Kata Iqbal, dirinya tahu kalau Sutopo telah mengidap penyakit sejak 2017 namun tak pernah mengeluh. Bahkan, Sutopo pantas diberikan penghargaan se-Asia atas pekerjaannya.

“Sosok beliau khususnya kepada saya sangat menginspirasi karena 2017 almarhum dideteksi didiagnosis mengidap kanker paru-paru, tapi tugasnya sangat luar biasa sehingga sangat cocok dan layak almarhum terima penghargaan se-Asia, dan seolah tidak mengidap penyakit,” terangnya.

“Sekali lagi Inalilahi kita doakan bersama almarhum diterima di sisi Allah SWT dilapangkan jalannya dan semua keluarga diberi ketabahan atas cobaan ini,” tutupnya. (Red)

KAPOLRI : DIRGAHAYU BHAYANGKARA KE-73 TAK ADA LAGI BERITA HOAK

MATANEWS.ID – JAKARTA, 07/07/2019 – Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto beserta jajaran Hadiri rangkaian HUT Bhayangkara ke 73, di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Acara ini pun dibuka dengan jalan sehat dari Monas ke Sarinah.

Tito mengaku, acara ini seharusnya dilakukan pada 1 Juli 2019. Namun, acara ini harus diundur karena suasana Indonesia yang masih memanas pasca Pilpres 2019.

“Acara ini bagian dari rangkaian peringatan hari Bhayangkara ke 73, 1 Juli 1946 – 1 Juli 2019. Harusnya dilaksanakan tgl 1 Juli, tapi karena dinamika keamanan, tanggal 27 dan 28 masih ada sidang MK. Upacara tanggal 1 diundur semuanya jadi tanggal 10 serempak seluruh Indonesia,” ucap Jenderal Tito Karnavian di lokasi, Minggu (7/7).

Kata mantan Kapolda Metro Jaya ini, Polri dan TNI menjadi ujung keamanan Indonesia. Dengan acara ini, Tito berharap TNI-Polri semakin solid dalam segala hal.

“Selama setahun terakhir, kebersamaan inilah yang membuat kita semua bisa berdiri tegak di Monas ini. Berbagai event besar selama setahun terutama tentang keamanan, alhamdulilah bisa kita lalui brrsama. Poin penting kerjasama soliditas sinergi antara TNI-Polri, dua pilar utama bangsa. Kita melampaui Pilkada 2018, 171 pilkada serentak seluruh Indonesia. Kita melalui berbagai peristiwa besar. Gempa bumi di Lombak, tsunami Palu, Selat Sunda. Semuanya dapat kita lalui,” papar Jenderal Pol Tito Karnavian.

Selain itu itu, Tito berharap tak ada lagi berita-berita hoaks dikalangan masyarakat. Tito juga minta kelompok cebok dan kampret bersatu membangun Indonesia.

“Kita melihat hoaks luar biasa, ada istilah cebong lah kampret lah. Sekarang tidak ada lagi cebong kampret, sekarang adanya bangsa Indonesia,” pungkas Jenderal Pol Tito Karnavian. (Red)

RAYAKAN HUT BHAYANGKARA KE-73 TNI POLRI GELAR OLAHRAGA BERSAMA

MATANEWS.ID – JAKARTA, 07/07/2019 – TNI dan Polri menggelar olahraga bersama di Silang Monas Jakarta Pusat, Minggu (7/6). Kegiatan ini digelar dalam rangka merayakan hari Bhayangkara ke 73.

Dalam sambutannya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengenang peristiwa yang terjadi selama pemilu 2019. Menurut dia, hoaks dan polarisasi pendukung capres serta cawapers begitu terlihat. Kemudian, pada tanggal 21 Mei dan 22 Mei 2019 situasi sempat memanas.

“Sangat luar biasa, ada istilah cebong lah kampret lah. Sekarang tidak ada lagi cebong kampret, sekarang adanya bangsa Indonesia,” ucap Jenderal Pol Tito Karnavian di Silang Monas, Minggu (7/7/2019).

Tito menerangkan, berkat kerjasama antara TNI-Polri semua itu dapat dilalui dengan aman, damai dan lancar. TNI-Polri solid menjaga keamanan bangsa.

“Selama setahun terakhir, kebersamaan inilah yang membuat kita semua bisa berdiri tegak di monas ini. Berbagai event besar selama setahun terutama tentang keamanan alhamdulilah bisa kita lalui bersama,” ucap Jenderal Pol Tito Karnavian.

“Sekali lagi saya melihat di lapangan, TNI dan Polri menyelesaikan itu di ujung tombak,” tambahnya.

Yang paling membanggakan, tingkat partisipasi masyarakat pada tanggal 17 April 2019 kemarin sangat tinggi. Angkanya paling banyang sepanjang sejarah reformasi.

“Pada tahun 2014, kemarin angkanya 69 persen. Tapi tahun 2019 naik menjadi 81 persen. Tingkat partisipasi tertinggi di dunia,” ujar Kapolri.

Upacara Hari Bhayangkara ke 73 akan diselenggarkan secara resmi pada tanggal 10 Juli 2019 nanti. (Red)

KOMUNITAS SAHABAT M.A.S GRUDUK POLRES LUMAJANG, ADA APA…?!

MATANEWS.ID – LUMAJANG, 07/07/2019 – Ada yang unik di Polres Lumajang. puluhan orang yang tergabung dalam komunitas Sahabat M.A.S mendatangi Mapolres Lumajang dengan membawa 5 tumpeng. Ternyata mereka ingin memberikan ucapan Hut Bhayangkara yg ke 73 kepada Jajaran Polres Lumajang khususnya Tim Cobra Polres Lumajang.

Kedatangan mereka diterima langsung oleh Kapolres di lobi Polres sehingga suasana sangat terasa cair.

koordinator Sahabat M.A.S bu Sofie Hendro mengungkapkan “kehadiran kami kesini ingin mengucapkan hari Bhayangkara ke 73. Kami juga mengapresiasi Tim Cobra yang mampu memberikan perasaan aman kepada Masyarakat Lumajang.” ucapnya.

“Kami yang tergabung dalam Sahabat M.A.S merupakan pendukung setia Tim cobra. Kami juga sudah membuat WA Grup hingga apapun informasi yang terjadi di Lumajang dapat kami terima dan dapat kami rasakan langsung kehadiran Polisi di tengah masyarakat.” tambahnya.

“Sebenarnya ada ratusan yang ingin hadir namun kami batasi karena situasinya mendadak. mudah-mudahan surprise dari kami berkenan dihati teman-teman kepolisian” terangnya.

Ibu endang salah satu koordinator sahabat MAS mengungkapkan “Setelah adanya Tim Cobra, kehadiran Polisi sangat terasa bagi masyarakat Lumajang. Terbentuknya Sahabat M.A.S ini karena adanya Tim Cobra, dan kami ada untuk selalu mendukung Tim Cobra untuk menciptakan keamanan di seluruh wilayah Lumajang” ungkap endang

Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban SH SIK MM MH menuturkan “saya berterima kasih kepada masyarakat yang tergabung dalam Sahabat M.A.S yang senantiasa mendukung kami dalam mengatasi problematika yang terjadi di Lumajang. Saya juga kaget kok tiba-tiba Polres di grebek banyak masyarakat, eehh ternyata ada tumpeng yang diserahkan kepada Jajaran Polres Lumajang dalam rangka HUT Bhayangkara yang ke 73. Saya ucapkan terima kasih sekali lagi atas dukungan dan surprise dari anggota Sahabat M.A.S” pungkas Arsal.

Adapun Rangkaian acara dimulai dengan pemotongan tumpeng di Lobi Maporles Lumajang yang dipotong oleh Kapolres dan diserahkan pertama kali kepada koordinator Sahabat MAS Ibu Sofie Hendro. lalu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebanggaan Tim Cobra yang berjudul “Sang Cobra” bersama-sama. Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama sambil lesehan dilobby Polres Lumajang. (Red)