Home / Tag Archives: Ponorogo

Tag Archives: Ponorogo

Desa Jebeng Tak Miliki Satgas yang Bisa Bantu Warga Terpapar Covid

Matanews.id, Ponorogo – Kepala Desa Jebeng, Budiono mengakui tak memiliki Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 di wilayahnya. Hal ini disampaikan Budiono, menjawab keluhan sebagian warga Karangan RT 02 RW 01 yang diwakili Suprihningtias, yang mengaku menjalani isolasi mandiri (isoman), tanpa dibantu satgas Covid serta petugas puskesmas setempat.

“Kalau di desa tidak ada satgas. Adanya relawan Covid-19,” ujar Budiono, beberapa waktu lalu.

Relawan ini juga tak diberi honor saat menjalankan tugasnya.

“Honor memang tidak ada, adanya transport lokal. Kalau transport lokal ada, untuk anggaran Dana Desa yo juga ada,” kata Budiono.

Meski begitu, pihaknya mengaku telah membantu ratusan warga yang melakukan isoman. Warga yang dibantu, ialah mereka yang dinyatakan positif saat menjalani tes PCR maupun antigen secara mandiri, dan telah terdata.

“Selama ada datanya yang antigen mandiri maupun tracing, kita akan laporkan berkala juga, jadi kami tangani sesuai data valid. Bukan hasil antigen sendiri. Kami juga sudah berikan bantuan senilai kurang lebih 250-300 untuk para warga yang isoman, jadi desa tidak tutup mata juga,” jelasnya.

Senada, relawan Covid Desa Jebeng mengakui tak ada satgas yang dibentuk di wilayahnya. Tugas relawan, disebut hanya untuk sosialisasi ke warga, bukan untuk membantu menangani pasien terinfeksi virus corona. Sebab mereka tak memiliki keterampilan tersebut.

“Kami hanya membantu sosialisasi, kami tidak paham untuk yang terpapar, kita hanya mensosialisasi supaya masyarakat tidak terpapar. Mungkin yang lebih paham dari pihak kesehatan. Kami juga belum pernah diajar bagaimana solusi untuk menangani pasien terpapar. Mungkin itu memang keterbatasan saya sebagai salah satu relawan,” jelas Maskur, salah seorang relawan, saat rapat di Balai Desa Jebeng beberapa waktu lalu.

Karena hanya relawan dan bukan satgas, mereka meminta agar warga tak terlalu berharap mereka bisa membantu menangani pasien corona.

“Karena sifatnya relawan edukasi jadi kan ya sukarela sifatnya. Jangan terlalu ditekan. Itu pun dulu ada honor Rp600 (ribu) x 4 untuk lima orang, itu pun ingat saya tidak genap kita menerimanya, akhirnya. Kita juga urunan/iuran untuk seragam karena kata Pak Lurah (Kepala Desa) uangnya sudah tidak cukup,” kata relawan lainnya.

Diketahui, satgas penanganan Covid di tingkat nasional mengaku memiliki posko-posko yang dipimpin kepala desa atau lurah sebagai ketua. Salah satu tugas dari hadirnya posko ini, yaitu menginformasikan puskesmas setempat adanya kasus Covid, dan memfasilitasi puskesmas untuk menelusuri kontak erat. Selain itu, juga mendata tamu yang masuk atau keluar desa, mengakomodasi penderita yang bergejala untuk dirawat, dan memonitor serta memastikan penderita Covid untuk melakukan isolasi mandiri.

Berbeda dengan Desa Jebeng, Desa Kambeng yang merupakan tetangga desa, memiliki orang-orang yang bisa membantu warga apabila terkena atau terindikasi Covid-19.

“Kalau di tempat saya, ada yang sakit (terindikasi Covid) kadang RT, atau tokoh masyarakat, relawan setempat lapor ke polindes,” ujar Kepala Desa Kambeng Wanto.

Adapun setelah dilaporkan, pihak tenaga kesehatan (nakes) melakukan pemeriksaan. Apabila hasil pemeriksaan diperlukan tes swab PCR, warga selanjutnya dibawa ke puskesmas.

“Jika positif tapi nggak ada keluhan (gejala) ya isolasi mandiri di rumah, dikasih vitamin. Jika ada gejala, nakes polindes meminta obat dan vitamin dari puskesmas,” tandasnya. (red)

Warga Kecewa dengan Kinerja Satgas Covid Jebeng-Puskesmas Slahung

Matanews.id, Jawa Timur – Sebagian masyarakat kecewa terhadap kinerja Satgas Covid-19 Desa Jebeng dan Puskesmas Kecamatan Slahung, Ponorogo, Jawa Timur. Penyebabnya, mereka dinilai tak tanggap terhadap kondisi pandemi dan abai akan penanganannya.

“Kami kecewa terhadap mereka, terutama dalam penanganan pasien Covid di Karangan RT 02 RW 01,” ujar salah seorang warga, Supriningtias, Kamis (12/8/2021).

Supriningtias menuturkan, persoalan ini bermula dari adanya sejumlah warga RT 02/10 yang terindikasi terjangkit Covid. Laporan pun dibuat warga kepada pihak Puskesmas Slahung. Setidaknya lima orang yang terindikasi terinfeksi virus corona.

“Kami sudah melaporkan ke puskesmas setempat, dan tidak ada jawaban apa-apa,” ucapnya.

Menurut Supriningtias, sikap serupa juga ditunjukkan pihak Satgas Covid Desa Jebeng, maupun aparat desa. Supriningtias sempat mengonfirmasi mengapa pihak Satgas tak bertindak.

“Malah saya sempat kontak Satgas Desa Jebeng, jawaban mereka tidak tahu masalah Covid ini,” tutur Supriningtias.

Adapun pihak puskesmas, kata dia, tak melakukan pengecekan apa pun terhadap warga yang terindikasi Covid. Termasuk pemeriksaan antigen atau PCR.

Petugas beralasan, harus warga yang mendatangi kantor puskesmas untuk mendapatkan pelayanan tersebut. Hal itu, menurut mereka yang biasa dilakukan oleh warga lainnya. Kendati, ada risiko penularan Covid lebih meluas sebagai dampaknya.

Salah seorang pihak keluarga dari warga yang terindikasi Covid pun, sempat meminta petugas puskesmas untuk melakukan tes, dengan alat yang telah dibeli secara mandiri. Namun hal itu urung dilakukan petugas puskesmas.

“Untuk RT saya ada lima orang yang terjangkit. Tidak ada penanganan dari Satgas sama sekali. Kami dari mulai isolasi mandiri awal, sampai isolasi mandiri akhir, dari satgas desa, aparat desa, ataupun puskesmas setempat tidak ada tindakan apa-apa,” tutur Supriningtias.

Supriningtias dan sebagian warga lainnya berharap, agar peristiwa ini menjadi perhatian pihak yang lebih tinggi kedudukannya, serta berwenang. Sehingga kejadian serupa tak terulang di kemudian hari, dan pada akhirnya penanganan pandemi corona di wilayah itu semakin baik.

“Saya berharap Satgas Desa tanggap terhadap kedaruratan kondisi Covid ini, agar tidak meluas kemana-mana. Sehingga tertangani dengan baik. Saya juga berharap agar instansi terkait bisa melihat kondisi (Covid) di desa, agar tertangani dengan baik,” tandasnya. (red)