Home / Tag Archives: Tambak Udang

Tag Archives: Tambak Udang

Di Balik Motif “Gadai Istri”, Kisah Cinta Segitiga Berujung Maut Yang Salah Sasaran

Matanews.id – Lumajang – Kisah cinta segitiga ternyata ternyata tidak berlaku hanya untuk anak muda saja. Mereka yang sudah dewasa pun juga bisa terjerembab dalam kisah tak berujung ini.

Hori, sang pemeran utama berasal dari desa Jenggrong kec. Ranuyoso Lumajang ini merajut kasih dengan Lasmi. Yang merupakan perempuan berparas ayu dari Medan. Pertemuan mereka sendiri terjadi saat Hori merantau ke Medan, tepatnya saat berada di kebun sawit. Pandangan pertama keduanya menumbuhkan benih-benih cinta.

Layaknya kisah cinta pada umumnya, keduanya pun melangsungkan pernikahan di Medan serta selanjutnya memutuskan pulang kampung ke Lumajang, rumah Hori. Namun ada yang janggal dalam pernikahan ini, sebab kedua pihak berpendapat berbeda saat ditanyai petugas apakah menikah secara hukum atau sebatas nikah agama. Lasmi mengaku menikah di mata agama, sementara Hori mengaku punya surat-surat pernikahan dari KUA.

Selang berapa lama, akhirnya Lasmi mengandung buah cintanya dengan Hori, sang suami. 3 kali melahirkan tapi 2 anaknya meninggal dunia saat masih usia belia. Permasalahan dimulai saat kelahiran putranya yang ketiga. Si Hori yang doyan judi ini tidak pernah sekalipun memberi nafkah ekonomi kepada Lasmi.

“Saya kerja, cari uang sendiri,” kata Lasmi, Jumat (14/6/2019).

Tepat ketika anaknya berumur 10 bulan, Lasmi kehilangan buah hati karena “dijual” ke seseorang dengan inisal K oleh Hori seharga 500 ribu Rupiah. Tak sampai disitu, uang hasil “penjualan” anak kandung tersebut malah dibelikan ayam untuk berjudi. Saat ini, anak tersebut telah berusia 7 tahun. “Anak saya bilang, kalau saya bukan mamanya. Gak mau sama saya,” ujar Lasmi.

Singkat cerita datanglah seseorang bernama Hartono, pria dari Gucialit yang selama 12 tahun mencari nafkah di negeri Jiran, Malaysia. Penghasilan Hartono cukup besar sebagai pekerja bangunan, sekitar Rp9 juta. Hori memanfaatkan peluang ini untuk berbisnis.

Mulanya bisnis kayu yang ternyata gagal. Lalu yang kedua, bisnis tambak udang. Bisnis kedua ini yang akhirnya mempertemukan keduanya. Bisnis bernilai sekira Rp250 juta.

Hori “mengumpankan” sang istri untuk memeras Hartono. Bukan dengan Lasmi, tapi Kholifah. Lasmi diminta mengaku sebagai Kholifah, sebagai adik ipar Hori. Kholifah alias Lasmi ini yang selama 2 tahun menghasilkan investasi bodong tambak udang. Karena nyatanya hasil dari investasi ini adalah 0 Rupiah. Padahal perjanjiannya tiap bulan, Hartono harusnya menerima uang bagi hasil sebesar Rp5 juta.

“Dikirimi fotonya Kholifah, katanya adik ipar Hori. Dia yang punya tambak udang, telpon-telponan,” ucap Hartono.

Berawal dari kasus pemerasan yang “mengharuskan” ada komunikasi antar keduanya via telpon, bukan benih udang yang tumbuh malahan benih-benih cinta yang tumbuh. Kasus penipuan bisnis ini terungkap saat Lasmi mengakuinya.

“Sebenarnya itu Lasmi (Istri Hori) yang disuruh jadi Kholifah,” lanjut Hartono.

Setelah pulang dari Malaysia kira-kira setahun lalu, komunikasi keduanya akhirnya intens. Hori yang kebetulan ada di Kalimantan mengaku tidak tahu masalah ini. Dari sini Lasmi yang mengaku sering dipukul Hori pun pindah ke lain hati. Hati Hartono, pria yang Ia tipu selama ini.

“Saya sendiri yang datang ke dia (Hartono),” kata Lasmi.

Hartono pun luluh melihat Lasmi alias Kholifah, perempuan pujaan hatinya dimanfaatkan Hori, lalu ditelantarkan. Diajaklah si Lasmi tinggal bersamanya dan ibundanya. Hingga 7 bulan lamanya sampai saat ini.

“Kami sudah menikah, 2 bulan lalu, bulan April,” katanya lagi.

Bersungutlah si Hori. Permasalahan hutang belum selesai, malah datang permasalahan baru yakni si istri yang Ia “umpankan” akhirnya kepincut ke sang korban.

“Dari pada ngambil istri saya, mending kebun saya,” kata Hori.

“Mana? saya nunggu sama pak Inggih tapi gak kunjung datang. Cuma ngomong saja mau nyerahin kebonnya,” balas Hartono.

Begitulah kisah asmara cinta segitiga mereka yang di ungkap oleh Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban, SH, SIK, MM, MH yang menyampaikan detail percakapan masing-masing pihak setelah dilakukan konfrontasi antara Hori, Hartono dan Lasmi.

Kisah inipun sebenarnya masih belum usai karena penyelidikan Tim Cobra Polres Lumajang masih belum selesai. Semula yang berusaha berbisnis bersama, akhirnya terbelit hutang piutang, ditambah cinta terlarang sang istri, akhirnya menimbulkan pembunuhan yang ternyata salah sasaran. (Red)

Kapolres Lumajang Pimpin Langsung Rekonstruksi Pembunuhan Salah Sasaran

Matanews.id – Lumajang – Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban SH SIK MM MH memimpin langsung rekonstruksi pembunuhan salah sasaran yang terjadi pada tanggal 11 Juni 2019 di Jalan Desa Sombo Kecamatan Gucialit Kabupaten Lumajang, Pada Minggu, 16 Juni 2019.

Dalam waktu singkat, Tim Cobra Polres Lumajang berhasil menangkap Hori (pria, 43 th) warga Desa Jenggrong Kecamatan Klakah Kabupaten Lumajang yang mana telah melakukan pembunuhan terhadap Hola (pria, 34 th) warga Desa Sombo Kecamatan Gucialit Kabupaten Lumajang.

Dalam rekonstruksi tersebut, diketahui fakta-fakta sebagai berikut :
1. Mulanya, pada jam 18.30 wib Holiq Sambudi (pria, 28 th) bersama dengan anak dan istrinya bersilaturahmi ke rumah Samad (pria, 53 th) yang juga merupakan Kepala Desa Sombo yang berjarak sekitar 1 km.

  1. Holiq beserta istri dan anaknya pulang ke rumah dari Kepala Desa pukul 20.00 wib.

  2. Sesampai di rumah, ternyata sepatu kanan milik anaknya terjatuh. Holiq pun membangunkan kakaknya, Hola (korban) untuk menemaninya mencari sepatu milik sang anak.

  1. Di tengah perjalanan, Holiq yang membonceng melihat sinar dari senter yang dipegang oleh Hori (tersangka). Ia pun mengambil sisi kanan, karena Hori berjalan dari arah berlawanan tepat di tengah jalan.

  1. Seusai mereka berpapasan, Hori langsung menebas punggung dari Hola sebanyak 2x tepat di punggung korban.

  1. Holiq pun berusaha melerai dan mendorong Hori seraya mengatakan yang ia bonceng adalah Hola, kakak kandungnya.
  2. Mengetahui ia salah sasaran, Hori pun bergegas meminta bantuan kepada Ibu Mansur, yang mana rumah terdekat dari TKP.

  1. Setelah warga mulai berdatangan, Hori pun berusaha melarikan diri ke Desa Jenggrong, yang selanjutnya Kepala Desa Jenggrong bersama Tim Cobra berhasil mengamankan pelaku.

  1. Kepala Desa Sombo yang mengetahui kejadian ini, berinisiatif memberikan kuning telur kepada korban sebanyak 4 butir seraya berusaha membawanya ke rumah sakit di wilayah Kota Lumajang dengan menggunakan Ambulance milik Desa.

  1. Namun sayang, Hola menghembuskan nafas terakhirnya di tengah perjalanan.

Dalam pernyataan nya, Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban, SH, SIK, MM, MH mengkonfirmasi hasil rekonstruksi.

”Dari proses rekonstruksi tergambar bagaimana proses tersangka hori melakukan pembunuhan terhadap hola. 2 Kali Hori menebas punggung korban hola dengan keras dan kemudian menariknya sehingga menyebabkan luka sangat dalam dan panjang.” ucap AKBP Arsal.

“Hasil visum diketahui 4 tulang rusuk korban patah, tulang punggung juga patah dan paru-paru bocor tertembus clurit. panjang robekan punggung korban 29 cm dengan lebar 9 cm. Parahnya luka korban dapat tergambar dari proses rekonstruksi” tambah AKBP Arsal.

Kasat Reskrim Polres Lumajang, AKP Hasran Cobra yang juga mendampingi Kapolres Lumajang mengatakan pihaknya masih terus mendalami kasus ini.

“Kasus ini sangat kompleks, mulai dari hutang piutang hingga asmara yang membumbui di dalamnya. Saya bersama Tim Cobra akan terus mendalami kasus yang cukup menggemparkan warga Lumajang ini” terang pria yang juga menjabat sebagai Katim Cobra tersebut.

Perlu diketahui, lokasi pembunuhan ini sendiri berada di pegunungan Kecamatan Gucialit yang mana sangat dekat dengan wilayah Tengger lokasi yang dikenal sebagai negeri diatas awan. Cukup disayangkan, tempat yang dianugerahi keidahan panorama yang sangat memukau di pagi hari, harus dinodai dengan darah pembunuhan salah sasaran. (Red)

Demi Bisnis Tambak, Hori Moduskan Hartono Jodoh Wanita Cantik

Matanews.id – Lumajang, 15/06/2019 – Muncul fakta mengenai perjodohan dalam kasus “suami menggadaikan istri”. Fakta perjodohan ini muncul dari pernyataan Hartono bahwa dirinya akan dikenalkan oleh seorang perempuan cantik.

Hori mengatakan akan mengenalkan saudaranya yang berada di Banyuwangi dengan mengirim fotonya melalui Whatsapp. Hori mengaku adik sepupunya bernama Holifah, Holifah sendiri dikatakan pemilik tambak udang yang berada di banyuwangi.

Setelah diperkenalkan melalui Telpon, Hori mengatakan kalau Holifah menyukai Hartono. Jadilah Hartono intensif komunikasi dengan Holifah melalui telpon dan whatsapp. Komunikasipun berlangsung kurang lebih 2 tahun dan sudah menjurus ke arah pernikahan.

Hartono tidak menyadari kalau sebenarnya yang dia telpon bukanlah Holifah tapi Lasmi yang merupakan istri Hori. sesuai pengakuan Lasmi, dia mengaku sebagai Holifah karena disuruh oleh Hori.

Posisi Hartono sendiri berada di Malaysia, sehingga mereka tidak pernah bertemu langsung.

Tiba saatnya Hartono pulang ke Indonesia, mereka masih sempat komunikasi saat dibandara Malaysia. tapi setelah sampai di Indonesia, telpon Hartono selalu tidak diterima oleh Holifah, bahkan beberapa hari kemudian, nomor yang dihubungi tidak bisa lagi tersambung.

Beberapa kali Hartono minta kepada Hori untuk dipertemukan dengan Holifah, tapi Hori selalu mengelak dengan mengatakan Holifah sakit dan beberapa hari kemudian Hori mengatakan kalau Holifah harus dikirim ke papua untuk operasi. Hori selalu menghindari sampai akhirnya dia mengatakan Holifah sudah meninggal agar tidak dikejar terus oleh Hartono.

Akhirnya, Hartono mengetahui dari tetangganya kalau selama ini di bohongi oleh Hori. Orang yang dia telpon selama ini adalah Lasmi bukan Holifah.

Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban SH SIK MM MH mengatakan “Satu demi satu mulai terungkap beberapa fakta. Selain kasus pembunuhan, ada kasus penipuan yang dilakukan oleh Hori. tapi ini masih akan kami lakukan pendalaman, untuk melihat fakta sesungguhnya.” ucap AKBP Arsal.

“Dan juga mungkin masih ada tindak pidana lain dalam peristiwa ini, sehingga perlu kami urai saru persatu karena persoalannya cukup kompleks, dimana selain kasus pembunuhan, kemungkinan ada kasus penipuan, hutang piutang, human trafficking dan juga kasus perzinahan dalam peristiwa ini” tambah AKBP Arsal.

Polres Lumajang berusaha mendalami kasus yang baru-baru ini ramai diperbincangkan yakni memberitakan kasus seorang suami yang menggadaikan istri. Saat ini Polres Lumajang berhasil mendapat banyak sekali fakta baru terkait kasus tersebut. (Red)

Bisnis Tambak Udang Berujung Maut

Matanews.id – Lumajang, 14/06/2019 – Bisnis tambak udang yang berujung berdarah ini merupaka fakta baru yang diungkap pihak Kepolisian dibalik kasus “suami menggadaikan Istri” beberapa hari yg lalu.

Disini polisi mendapat pengakuan dari pihak Hartono bahwa Hori meminjam uang sejumlah 250 juta untuk membuka usaha tambak udang dan bekerja sama dengan Hartono.

Hartono menjelaskan bahwa Hori menjanjikan uang sejumlah 5 juta rupiah per bulan sebagai keuntungan kerja sama tambak udang mereka berdua.
Namun Hartono mengatakan tidak pernah menerima uang sepeserpun dari hasil kerjasama mereka berdua.

Hartono yang menekan Hori untuk segera mengembalikan uang yang dipinjamnya membuat Hori geram. Disitulah timbul niat Hori untuk membunuh Hartono. Hori mencari kesempatan untuk segera mengeksekusi Hartono di pematang sawah.

Saat Hori melihat seseorang yang merasa ditunggunya selamaini, Hori langsung saja menebas orang tersebut dengan sebilah celurit yang menyebabkan luka fatal sehingga korban langsung meninggal.

Hori yang ketakutan langsung saja menyerahkan diri ke pihak kepolisian karena yang dibunuhnya adalah sanak famili nya sendiri dan bukan Hartono.

Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban SH SIK MM MH Berpendapat “Berdasarkan yg saya tangkap, Hori meminjam uang sebesar 250 juta kepada Hartono dengan maksud ingin bisnis Tambak udang bersama Hartono dengan jaminan uang 5 juta rupiah perbulannya sebagai hasil keuntungan. Setelah beberapa saat Hartono tidak kunjung mendapat uang keuntungan hasil usaha tersebut, dirinya mendesak Hori untuk segera mengembalikan uang yg dia pinjam sebelumnya. Kesal dengan desakan Hartono membuat Hori hilang kesabaran dan berniat membunuh Hartono namun salah sasaran dan menyebabkan saudaranya sendiri terbunuh.” Pungkas Kapolres. (Red)