Home / Tag Archives: Tanjung Priok

Tag Archives: Tanjung Priok

Polres Pelabuhan Tanjung Priok Tangkap 3 Pelaku Penjual Besi Penahan Jalan

Matanews.id, Jakarta – Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Priok menangkap tiga orang berinisial MA, DS dan RG, karena merusak besi penahan Jalan RE Martadinata dari Sungai Japat ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Konstruksi jalan yang diambil merupakan besi pengikat tiang pancang penyangga jalan sepanjang 3 meter dengan berat 150 kilogram (Kg).

Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Putu Kholis mengatakan, tiga pencuri itu kerap beroperasi di Jalan RE Martadinata yang merupakan akses jalan menuju kawasan pelabuhan.

Padahal besi-besi tersebut gunanya menahan Jalan RE Martadinata dari aliran air Kali Japat agar jalan tetap kokoh.

Apabila besi-besi penyanggah tidak ada maka akan berpotensi terjadi longsor, karena beban muat truk tidak tertahan dan imbas aliran air sehingga mengakibatkan terputusnya jalan.

Kemudian jika jalan terputus, proses distribusi barang dari dan menuju pelabuhan berpotensi terhambat.

Selain itu, akses pemasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTU) Tanjung Priok juga berpotensi menjadi tidak lancar.

“Kami telah mengungkap aksi premanisme yang melibatkan 3 orang pelaku terjadi di area akses keluar masuk bagian barat Pelabuhan Tanjung Priok yang ini sangat membahayakan bagi kendaraan terutama truk yang melayani kegiatan ekspor Pelabuhan Tanjung Priok,” katanya, saat rilis di Mako Polres Pelabuhan Tanjung Priok Senin (14/6/2021).

“Dan juga kendaraan truk yang akan memasuki objek vital PLTGU Pelabuhan Tanjung Priok. Perbuatan ini bisa dideteksi atas penyelidikan yang kami lakukan,” sambungnya.

Para pelaku menggunakan styrofoam yang dijadikan sebagai perahu agar mereka bisa mengapung di atas kali untuk merusak konstruksi jalan.

“Modus dari pelaku adalah mencuri, mengambil, dan menghancurkan penyangga sambungan jembatan yang ada di akses jalan sekitar Pelabuhan Tanjung Priok sebelah barat,” jelasnya.

Saat ini para tersangka sudah dibawa ke Polres Pelabuhan Tanjung Priok bersama sejumlah barang bukti untuk diperiksa secara intensif.

Adapun barang buktinya, yaitu satu palu, satu besi ukuran kurang lebih tiga meter, dan satu perahu yang terbuat dari styrofoam.

Kepada polisi, salah seorang pelaku mengaku sudah dua kali melakukan pencurian konstruksi jalan. Terakhir pada Sabtu kemarin sebelum diamankan polisi.

Sementara besi yang biasanya mereka jual ke penadah dengan harga Rp 4.500 per kilogram.

Para tersangka dikenakan Pasal 363 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pidana pencurian dengan pemberatan dan/atau Pasal 170 KUHP tentang kejahatan terhadap ketertiban umum dan/atau Pasal 406 KUHP tentang tindak pidana perusakan. (red)

Ahmad Sahroni : Jangan Bedakan Wilayah, Apapun Statusnya

Matanews.id, Jakarta – Membedakan kehidupan dalam dua kawasan yang berbeda adalah suatu hal yang tidak dapat di samakan dengan pergaulan yang makin berkembang di era moderen ini, terbilang sangat sulit untuk menilai bahwa dua kawasan untuk di jadikan barometer.

Saat ini terjadi perselisihan kesalah pahaman antara warga yang tinggal di kawasan Menteng dan Tanjung Priok.

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly meyakini bahwa kemiskinan adalah sumber tindakan kriminal. Menurut Yasonna, semua pihak harus membantu menyelesaikan masalah tersebut.

“Crime is a social product, crime is a social problem. As a social problem, sebagai problem sosial, masyarakat kita semua punya tanggung jawab soal itu. Itu sebabnya kejahatan lebih banyak di daerah miskin,” kata Yasonna dalam sambutannya di acara ‘Resolusi Pemasyarakatan 2020 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS)’ di Lapas Narkotika Kelas IIA Jatinegara, Jakarta, Kamis (16/1/2020).

Yasonna mencontohkan dua anak yang lahir dan besar di dua kawasan yang berbeda, yakni Menteng dan Tanjung Priok. Ia meyakini jika anak yang lahir dari kawasan Tanjung Priok yang terkenal keras dan sering terjadi tindak kriminal akan melakukan hal serupa di masa depan.

“Yang membuat itu menjadi besar adalah penyakit sosial yang ada. Itu sebabnya kejahatan lebih banyak terjadi di daerah-daerah miskin. Slum areas (daerah kumuh), bukan di Menteng. Anak-anak Menteng tidak, tapi coba pergi ke Tanjung Priok. Di situ ada kriminal, lahir dari kemiskinan,” ucap Yasonna.

Sambutan Yosanna pada acara tersebut menjadi perhatian khusus oleh salah Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni yang lahir dan besar di kawasan Tanjung Priok, dalam akun IG ahmadsaroni dirinya merasa bahwa tidak semua warga kawasan Tanjung Priok menyeramkan bahkan dirinya mengatakan bahwa warga Priok memiliki hati yang baik tidak seperti yang di sampaikan oleh Yasonna pada sambutannya.

“Seenaknya pak yasona bcr saya Lahir dan besar di Tanjung Priok.. di seputaran premanisme Rampok narkoba… tp tidak demikian semua org Priok begitu… dr daerah Kriminal kedepan tetep kriminal… Anda bedakan dengan Anak menteng.. ya jelas anak menteng Lahirnya saja sudah ada fasilitas… Anak priok Menyeramkan tp hati nya semua Baik tidak yg seperti bapak katakan… tendensius sekali bapak @info.kementerian.ri #tendensius #instagram.” terang Ahmad Sahroni melalui akun Instagramnya.

“Harapannnya semua Pihak siapapun jangan pernah bedakan Wilayah dimanapun manusia berasal. Apapun status nya.” ujar Ahmad Sahroni saat di hubungi matanews.id

Lanjut Ahmad Sahroni, dirinya berharap juga pada perbedaan ini agar dapat cepet diselesaikan agar tidak melebar dan dapat menimbulkan situasi yang makin memanas. (mtr/wly)